Friday 2 December 2016

Derap Simfoni Inspirasi di SDN Curahtakir 6 - Kelas Inspirasi Jember 4

Selamat Datang di Sekolah
Doc : pribadi.  

Departure – Arrival
Kelas Inspirasi Jember 4 di akhir bulan November 2016 ini adalah salah satu agenda yang saya nanti-nantikan. Setelah minggu yang padat merayap, maka kegiatan positif di akhir pekan yang kabarnya juga akan diadakan rekreasi ke pantai teluk Love ini  membuat saya sangat bersemangat. Maklum sudah lama tidak ke pantai. Berbekal sebuah tas ransel, jaket, roti untuk makan malam dan rasa antusiasme untuk bertemu dengan orang-orang baru yang sehari-hari hanya saling berkomunikasi di grup whatsaap, saya pun tetap berangkat walau hujan masih mengguyur langit Jombang malam itu.  Setelah 1,5 jam perjalanan bis dari Jombang – Surabaya, saya menunggu kawan-kawan baru yang akan berangkat bersama ke Jember di ruang tunggu terminal Bungurasih. Tepat pukul 12 malam, kami ber-9 naik bis tujuan Jember dan akan turun di terminal Tawang Alun. Ada Kak Ajeng, Kak Forman, Kak Zaqi, Kak Hanif, Kak Not, Kak Ain, Kak Ica, dan Kak Satriyo. Tak lama setelah bis berjalan, saya sudah tertidur. Tentu saja saat itu kami tidak bisa tidur nyenyak dan seringkali terbangun. Sesampainya di terminal Tawangalun, jam sudah menunjukkan pukul 4.30, bertepatan pula dengan pesan dari Kak Gyas selaku panitia yang menanyakan keberadaan kami. Saya salut dengan para panitia KIJ 4, mereka memastikan kami, para relawan dari luar kota Jember mendapatkan akomodasi yang baik. Terima kasih ya Kak Bastomy dan Kak Gyas sudah menjadi KI-Jek pagi-pagi, padahal mereka sendiri juga harus segera mempersiapkan briefing pagi di SMAN 1 Jember.   

Briefing

Saya dan Kak Ajeng transit di rumah Kak Talita, fotografer rombel kami, rombel 6. Saya bertemu dengan Kak Farida yang sudah datang tadi malam. Kami dijamu dengan sangat baik oleh keluarga Kak Talita. Setelah bersih diri, kami menghadiri briefing di aula SMAN 1 Jember yang tak jauh dari sini. Ternyata para relawan telah banyak yang berdatangan dari berbagai macam profesi dan kota. Saat itu ada Kak Anggi dan Kak Nadzir yang menjadi MC. Iya..Kak Nadzir yang koordinator rombel kami, yang selalu ngasih semangat dan selamat pagi di grup, yang  selalu ngajak VM dan menawari anggota grup untuk jadi moderator tapi nggak ada yang angkat suara akhirnya dia sendiri yang memoderatori hihihi.
doc : panitia. Relawan dan panitia KIJ 4
Acara dibuka oleh sambutan dari koordinator KIJ, Kak Dini Optimasi. Semakin terasa istimewa, ketika hadir pula Bapak dan Ibu Wakil Bupati Jember serta kepala sekolah untuk membuka acara briefing ini. Beliau sangat mendukung adanya Kelas Inspirasi Jember ini.  Dukungan tersebut adalah sebuah bukti bahwa pihak pemerintahan  dapat bersinergi dengan komunitas relawan. Setelah acara formal selesai, briefing semi-formal dipandu oleh Kak Bastomy alias Bapak Kije. Mulai dari apa itu kelas inspirasi, 7 sikap dasar, sekolah zona inspirasi, dan berbagai serba-serbi tentang Kelas Inspirasi. Hal ini sangat penting untuk diketahui para relawan, terutama para relawan yang baru bergabung dengan kelas inspirasi agar dapat memiliki pandangan seperti apa tentang Kelas Inspirasi.  Tak hanya itu saja, para relawan juga dibekali dengan materi persiapan Hari Inspirasi. Untuk relawan pengajar mendapatkan pengarahan dari Kak Diah yang merupakan alumni Pengajar muda Indonesia Mengajar tentang tips dan trik untuk mengajar anak-anak SD dengan menyenangkan. Ini juga sangat penting, terutama untuk relawan pengajar yang sehari-hari tidak berinteraksi dengan anak-anak di dalam kelas. Walaupun kami telah mendapatkan modul tetapi akan lebih berkesan dan lebih jelas jika dijabarkan oleh yang berpengalaman.  Sedangkan untuk relawan dokumentator mendapatkan pengarahan dari Kak Gyas yang juga telah berpengalaman di bidang dokumentasi. HAP! Setelah briefing utama selesai, kami melanjutkan dengan briefing per rombel. Akhirnya kami bertemu dengan beberapa anggota rombel 6. Ada Kak Elia, fasilitator kami yang sangat bersemangat, Pak Isma, Kak Asih, Kak Not, Kak Farida, Kak Nadzir, dan Bu Evin.  Sebenarnya ada 16 orang di dalam rombel kami, namun hanya beberapa yang bisa mengikuti briefing. Setelah berdiskusi singkat, kami sepakat untuk berangkat setelah sholat jumat.  Semangat ya kakak-kakak hebat! (nge-rhyme euy!)  
Separuh personil rombel 6. Doc : Kak Not


Menuju Lokasi
Sekolah yang menjadi zona inspirasi rombel kami adalah SDN Curahtakir 6 di Desa Tempurejo, Jember Selatan. Konon kabarnya, sekolah kami mendapat rangking ke-6 dari 16 sekolah yang diurutkan dari sekolah yang memiliki akses tersulit. Untuk sekolah dengan akses dan medan paling ekstrim adalah rombel 1, yakni SDN Andongrejo 4 di kawasan Taman Nasional Meru Betiri. Nah balik lagi ke rombel kami karena searah, rombel kami berangkat bersama rombel 5 yang mendapat SDN Curahtakir 2. Setelah acara ngetem di depan indomaret menunggu personil lengkap, akhirnya saya bersama kak Talita, Kak Elia, Kak Nastiti, Kak Asih, Kak Not, Kak Ega, Kak Nadzir, Kak Farida dan Pak Isma berangkat beriring-iringan naik motor ke lokasi. Sempat deg-degan juga karena saya nggak pakai helm sementara hujan tak kunjung reda. Selama perjalanan saya sempat memperhatikan beberapa nama daerah yang sama dengan daerah di Malang, seperti Sumbersari dan Kebonsari.  Kami berangkat dari kota, kemudian melewati sawah dan ladang, kemudian perkebunan milik PTPN yang tampak seperti hutan dengan kanopi yang membuat sepanjang jalan terasa gelap. Akhirnya rombel kami dan rombel 5 harus berpisah di SDN Curah takir 2. Sementara itu, kami masih harus kembali meneruskan perjalanan ke jalanan menanjak yang mulai berbatu dan tanah yang licin karena hujan.  Di jalan ini saya dan Kak Talita nyaris oleng di jalanan menurun. Saya yang teringat pengalaman saat touring dan terjatuh dari motor di medan seperti ini segera turun dari motor dan memilih berjalan kaki. Saya harus ekstra hati-hati karena saya memakai sandal karet yang ternyata sangat licin jika dipakai di medan seperti ini. Akhirnya saya bertukar posisi dengan Kak Nastiti. Saya melanjutkan perjalanan dengan Kak Elia. Fasilitator rombel kami ini meskipun kecil tapi tangguh dan sudah terbiasa dengan medan seperti ini. Setelah melewati jalanan makadam, sampailah kami di tepi sawah yang berlatar gunung berkabut. Kak Elia sampai menghentikan motornya agar saya bisa mengambil foto karena sebelumnya saya sempat heboh melihat pemandangan di depan mata itu. 

doc : pribadi . pemandangan berkabut  yang menyambut kami
















Setelah 2 jam perjalanan, kami sampai di SDN Curahtakir 6. Sampai di sini, sinyal HP saya sudah tak terdeteksi lagi. Kami sempat menjumpai adik-adik yang sedang bermain di tepi sawah. Mereka tampak senang dan bersemangat ketika saya beri tahu bahwa besok kami akan bertemu di sekolah. Saya yakin mereka sedang bertanya-tanya siapa kami dan dari mana, namun masih malu-malu. Kami disambut oleh Bapak Kepala Sekolah, Pak Bonari Untung, yang tinggal di rumah dinas di samping sekolah. Kami pun mempersiapkan perlengkapan untuk besok seperti memasang banner dan menata ruang untuk istirahat kami di perpustakaan yang ternyata sudah disediakan kasur. Sementara untuk relawan putra menginap di musola sekolah. Kami juga mempersiapkan atribut headpiece yang kami buat dari kertas koran dilengkapi dengan daun kertas sejumlah siswa, 215 orang. Cukup banyak juga ya siswa di sini.
 Selesai sholat maghrib berjamaah, acara dilanjutkan dengan jamuan makan malam yang disediakan oleh keluarga Pak Untung. Kami sampai tak percaya, ini masakan ala katering kondangan. Ada sate, gule, makaroni tempura, dan daging empal. Alhamdulillah, nikmat sekali makan bersama di teras dengan pemandangan gunung dan hutan di ujung sana. Kami sangat bersyukur dan mengapresiasi sambutan dan keramahan keluarga Pak Untung. Saya juga bersyukur dipertemukan dengan keluarga rombel 6 yang baru hari ini bertemu namun segera akrab satu sama lain bagai saudara. Setelah perlengkapan untuk atribut selesai, kami pun berlatih senam pinguin untuk besok pagi. Untungnya Pak Isma membawa laptop dan LCD projector membuat kami semangat berlatih. Tak lama datang satu personil kami, Kak Adi Nera, fotografer paparazi rombel kami. Selesai senam, akhirnya kami bisa beristirahat. Di antara KI sebelumnya, malam itu saya tidur lebih cepat dan lebih nyenyak. Mungkin sudah mulai terbiasa dengan jam kritis H-1 Hari Inspirasi.




Doc. pribadi : Hari Inspirasi 26 November 2016



Selamat pagi! Akhirnya Hari Inspirasi pun tiba! Jeng..jeng..jeng...jeng..
Pagi-pagi sekali, murid-murid SDN Curahtakir 6 sudah berdatangan dan mulai piket, menyapu kelas dan halaman sekolah. Mulai murid kelas 1 – 6 bergotong royong membersihkan sekolah. Sementara itu di halaman sekolah, gerimis mulai turun rintik-rintik. Kami khawatir bagaimana jika hujan? Apakah senam penguin yang telah kami persiapkan semalam tidak jadi ditampilkan? Selesainya sarapan di rumah Pak Untung, kami kembali ke halaman dan Alhamdulillah gerimis reda dan kami membuka pagi itu dengan perkenalan dan senam penguin yang diikuti oleh adik-adik dengan antusias. Ohya pagi ini, personil kami lengkap, ditambah dengan Pak Adi yang datang jam 3 pagi dan Bu Evin yang datang pagi ini. Rombel 6 siap beraksi menginspirasi adik-adik kelas 1-6 SDN Curahtakir 6. Yeyyy!!!
Doc. Kak Adi_nera_  

Doc. Kak Adi_nera_ 
Perkenalan : Di rombel kami ada 16 personil namun yang bisa hadir hanya 13 orang. Kak Elia dan Kak Nadzir sebagai fasilitator kami, dan Kak Felia (yang hari ini tidak bisa hadir), dan 1 orang lagi yang saya nggak tahu orangnya yang mana hihi. Kemudian untuk relawan pengajar ada, saya, Kak Nita yang akrab disapa Kak Not (staf pajak), Kak Asih (perawat), Kak Nastiti (arsitek), Kak Evin (terapis anak berkebutuhan khusus), Pak Isma (penyuluh PLKB), Pak Adi (programmer), dan sebenarnya ada satu lagi namun tidak hadir. Untuk tim dokumentator ada 4 orang, Kak Talita, Kak farida, Kak Adi Nera, dan Kak Ega sebagai videografer.  Syukur Alhamdulillah cuaca kembali cerah. Akhirnya para penguin eh para relawan dan adik-adik dapat beraksi untuk senam penguin.



Doc. Kak Adi_nera_ Relawan dan bapak-ibu guru


Setelah itu kami masuk ke kelas yang telah dipersiapkan. Kali ini saya kebagian kelas 4, 6 dan back up kelas 2.  Murid di sekolah ini memang cukup banyak, 1 kelas saja ada yang 37. Seperti sebelumnya, untuk kelas 4 dan 6, saya selalu mengajak adik-adik untuk yel-yel dan bernyanyi terlebih dahulu, kemudian lanjut jalan-jalan keliling dunia via peta hehehe. Ketika saya mengeluarkan miniature menara Eiffel, topi baret, dan bendera, mereka serempak bilang : Paris!! Paris!! Ikonik sekali memang ya. Dari situ saya ajak mereka mengenal salah satu Negara di benua Eropa tersebut sambil tak lupa menunjukkan gambar tempat-tempat wisata, pegunungan salju dan juga orang-orangnya serta bahasa prancis umum untuk Selamat pagi (Bonjour) dan terima kasih (merci). Tak lupa saya juga menjelaskan tentang ikon (landmark) dan budaya Indonesia.  Dan karena stock sticker saya masih banyak, saya bagi-bagikan kepada mereka. Senang sekali melihat mereka antusias seperti itu. Saya juga memperkenalkan pada mereka bahwa dari belajar bahasa, ada banyak profesi yang dapat mereka lakukan selain menjadi pengajar, seperti halnya penulis buku, penerjemah, dan pemandu wisata. Harapan saya semoga mereka tergerak untuk bercita-cita lebih luas dan lebih tinggi. Demikian juga saat masuk di kelas 2. Saya tidak bisa mengajarkan tentang peta pada mereka, saya ajak mereka bernyanyi dan menari poki-poki, lalu berkelompok untuk menggambar cita-cita mereka. Di kelas ini saya bertransformasi menjadi pelukis hihihi. Masih dengan baret merah yang selalu identik dengan pelukis, saya menggambar seorang pelukis di papan tulis. “Bu Anna, gambar dokter gimana? Gambar tentara gimana?” Wow! Akhirnya saya ajak lagi mereka menggambar orang dengan lagu lingkaran kecil-lingkaran kecil-lingkaran besar dst kemudian diberi pernak-pernik, seperti stetoskop, pistol dll. Sekilas, aktivitas menggambar memang tampak mudah, namun saat harus mengajari cara menggambar, di situlah keimanan dan kesabaran Anda diuji..huhuhu. Luar biasa saat saya harus lari ke sana-ke sini, ada yang minta pensil warna, ada yang minta selotip, ada yang tanya “Bu seperti ini? Bu saya warna ya?” Iya Nak..Iya…terserah kreasi kalian ya. Dalam hati saya berujar, “Terpujilah wahai Engkau Bapak Ibu Guru, terutama guru kelas 1 dan 2”


Doc. Kak Adi_nera_  Kelas 6
Doc. Kak Adi_nera_  kelas 4
Doc.pribadi  Karya kelas 2



Di saat istirahat, anak-anak tak membiarkan kesempatan itu berlalu begitu saja. Mereka mendatangi kami sambil bertanya dan berdiskusi macam-macam. “Kalian setelah ini mau melanjutkan ke SMP mana?” tanya saya kepada siswa kelas 6 di sela-sela perbincangan kami. “Mondok, Bu.” “Ke MTS, bu”. Alhamdulillah... “Ibu doakan lancar ya ujiannya, dan semoga bisa masuk di sekolah yang diinginkan.”  Tak lama setelah itu, ada seorang anak bernama Mona, gadis cilik ini adalah anak berkebutuhan khusus. Kami tidak saling mengenal, tiba-tiba dia memeluk saya. Beruntung tadi Bu Evin telah memperkenalkan di awal, jadi saya tidak terlalu kaget. Ini pengalaman pertama saya berinteraksi langsung dengan ABK. Tatapan matanya jujur. Ia paham ketika saya ajak bicara, namun ia tak bisa mengungkapkan seperti anak-anak lainnya. Di situ perasaan saya mulai teraduk-aduk, terharu, apalagi saat saya ajak bergabung dengan kerumunan teman-temannya yang sedang menyanyi Indonesia Raya, Padamu Negeri, dan Guruku Tersayang. “Mona ikut nyanyi ya, sayang.” Ia mengangguk dan masuk di kerumunan tersebut. Kemudian tersenyum ke arah saya. Ya Allah..rasanya mata saya sudah berkaca-kaca menahan haru. Beberapa bulan lalu, saya pernah punya keinginan untuk berinteraksi dengan anak-anak ABK, bahkan saya sempat bertanya kepada orang-orang yang berkecimpung dengan dunia anak tentang anak ABK ini. Saya ingin menyelami dan memahami dunia mereka yang kadang tak terpahami oleh orang-orang di sekitarnya. Saya bersyukur dipertemukan dengan orang-orang di sini. Saya juga belajar banyak dari kakak-kakak relawan di sini.
doc : kak Talita  . Suasana istirahat




Sayang sekali hari inspirasi ini hanya sehari saja. Tibalah kami harus berpisah dengan adik-adik. Setelah menempel bunga cita-cita di pohon cita-cita, kami mendapat kejutan. Tim marching band, colour guard dan tim penari keluar mempersembahkan penampilan terbaik mereka. Saya kira mereka tidak akan tampil karena hari sudah mulai siang. Meski panas terik dan membuat peluh kami bercucuran, semangat mereka untuk menampilkan yang terbaik memberikan kebahagiaan tersendiri. Akan sangat biasa melihat penampilan marching band di SD perkotaan, namun mengingat kembali medan yang kami lalui kemarin untuk sampai ke sini, ini merupakan hal yang luar biasa. Kami para pengajar merasa terharu dan bahagia, bahkan kami bersama-sama ikut menari bersama mereka. Ceria bersama sebelum kebersamaan kami harus berakhir siang ini. Sekitar 3 lagu mereka persembahkan untuk penutupan yang manis ini. Dan lagu terakhir adalah lagu india favorit saya : tumhihoooo~ :D Salut dengan pelatihnya yang telah sabar dan telaten membimbing adik-adik hebat ini. Semoga suatu hari nanti mereka dapat menjadi musisi yang handal.


doc : Kak Adi_nera



doc : Kak Adi_nera . Karya Siswa

doc : Kak Adi_nera. Ceria bersama



doc : Kak Adi_nera. Menari bersama




Doc : pribadi. Marching band

Setelah bersalam-salaman dan berfoto bersama, Pak Untung menawari kami makan siang. Sangat syahdu makan siang bersama-sama, dibelai angin sepoi-sepoi kaki gunung, melihat pemandangan hijau di puncak gunung yang mulai dihiasi kabut tipis (sayangnya saya lupa menanyakan itu gunung apa). Kesederhanaan, sambutan yang hangat, keramahan, dan kebersamaan ini membuat saya akan merindukan moment satu hari berbagi, selamanya nggak bisa move on ini. Setelah ishoma, kami pun segera meluncur ke pendopo Balai desa Pondokrejo, berkumpul bersama kawan-kawan kami dari rombel lain untuk melaksanakan agenda terakhir : Refleksi. Kami berpisah dengan Pak Untung di Balai desa karena beliau mengantarkan kami yang kekurangan armada.
Sesampainya di lokasi, sudah ada beberapa relawan yang datang. Tampak kawan-kawan dari rombel 1 yang pakaiannya penuh lumpur dan sangat kelelahan menghadapi medan yang fenomenal itu. Saat refleksi masing-masing rombel harus menceritakan sedikit pengalaman dan pesan kesannya serta menampilkan yel-yel hebohnya. Hari sudah sore dan mendung, situasi sudah kacau dan para relawan sudah mulai tidak fokus karena mereka harus segera kembali pulang jika tidak ingin terjebak hujan deras. Akhirnya setelah penutupan, kami saling berpamitan, dan berharap semoga bisa bertemu kembali. Ada sedikit kehilangan meski hanya 2 hari bersama mereka, terutama rombel 6. Kami memang baru saja kenal, namun entah mengapa seperti sudah lama saja. Kekompakan dan kebersamaan itu, melewati kesulitan dan membuat cerita bersama dan menorehkan kenangan. Mungkin karena persamaan tujuan dan bisa dibilang kami berada dalam frekuensi yang sama dalam lingkaran positif bernama Kelas Inspirasi. Kami datang membawa sebuah misi, pulang membawa ratusan inspirasi, menambah relasi dan tentu saja tak lupa kami ucapkan beribu terima kasih untuk keluarga besar Kelas Inspirasi Jember 4. Terima kasih saudara-saudara rombel 6. Terima kasih SDN Curahtakir 6.  Dan langit senja sore itu menjadi lukisan penutup hari inspirasi kami. Semoga senyuman kembali terlukis di wajahmu ketika mengingat hari ini. Semoga kita dipertemukan lagi, suatu hari nanti.
Salam Inspirasi


Jombang, awal Desember 02122016

Doc.Pribadi . Senja Penutupan KIJ 4